Sabtu, 30 Juni 2012

Visi Misi Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf L.N, M.Pd Ketua Prodi BK SPs UPI

Visi Misi dan Profil Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf L.N, M.Pd Ketua Prodi BK SPs UPI Visi : Dalam kurun waktu lima tahun mendatang, Program Studi BK mampu Memantapkan diri menjadi salah satu pusat kepeloporan dan keunggulan dalam bidang bimbingan dan konseling yang berorientasi kepada pengakuan internasional, untuk menghasilkan lulusan sebagai pengajar, dan ilmuwan yang mampu bersaing secara nasional maupun internasional . Misi : Memperhatikan visi dan menjadikannya sebagai landasan pengembangan program studi, maka Program Studi Bimbingan dan Konseling SPs Universitas Pendidikan Indonesia menggariskan misinya, yaitu melaksanakan tugas berikut dengan berhasil. Meyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM), yaitu: dosen program S1 Jurusan Bimbingandan Konseling (atau yang serumpun), pendidik pendidikan profesi konselor, ahli BK, guru bimbingan dan konseling di sekolah, dan para praktisi bimbingan dan konseling di jalur luar sekolah. Meyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan dan layanan bimbingan dan konseling kepada pihak yang memerlukan. Meyelenggarakan penelitian untuk mengembangkan ilmu dan teknologi dalam bidang bimbingan dan konseling. Menjalin kerjasama kemitraan dengan lembaga pendidikan ternama (di dalam atau luar negeri) dan lembaga lain yang memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan Program Magister (S2) Bimbingan dan Konseling memiliki 3 Â konsentrasi yaitu: Konsentrasi Ilmu Bimbingan dan Konseling; Konsentrasi Tes dan Pengukuran, dan Konsentrasi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Sedangkan Program Doktor (S3) memiliki 12 Â kajian mandiri yaitu: Filosofi dan Etika Konseling; Bimbingan dan Konseling di Sekolah; Konseling Karir; Konseling Keluarga dan Setting Kemasyarakatan; Konseling Lintas Budaya; Konseling Keagamaan Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi; Manajemen Bimbingan dan Konseling; Bimbingan dan Bimbingan Berkebutuhan khusus; Pengembangan Kreatifitas dan Keberbakatan; Tes dan Pengukuran dalam Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Kamis, 28 Juni 2012

Permendiknas no 27 tahun 2000


Kompetensi Konselor
Rumusan Standar Kompetensi Konselor telah dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Namun bila ditata ke dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional konselor dapat dipetakan dan dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional sebagai berikut.


KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI
A. KOMPETENSI PEDAGOGIK



1. Menguasai teori dan praksis pendidikan
1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya
1.2 Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses pembelajaran
1.3 Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan

2. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli
2.1 Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.2 Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.3 Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.4 Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.5. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan
3.1 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal, nonformal dan informal
3.2 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus
3.3 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar dan menengah, serta tinggi.





                 
                B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN


4. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
4.1 Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
4.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain
4.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
5. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih
5.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi
5.2 Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya
5.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya
5.4 Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya.
5.5 Toleran terhadap permasalahan konseli
5.6 Bersikap demokratis.
6. Menunjukkan integritasdan stabilitas kepribadian yang kuat
6.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten )
6.2 Menampilkan emosi yang stabil.
6.3 Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan
6.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stres dan frustasi
7. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi
7.1 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif
7.2 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri
7.3 Berpenampilan menarik dan menyenangkan
7.4 Berkomunikasi secara efektif



C. KOMPETENSI SOSIAL


8. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja
8.1 Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah) di tempat bekerja
8.2 Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja
8.3 Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga administrasi)
9. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling
9.1 Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi
9.2 Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling
9.3 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi
10. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi
10.1 Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lain
10.2 Memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling
10.3 Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional profesi lain.
10.4 Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan keperluan

                 
                D. KOMPETENSI PROFESIONAL


11. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli
11.1 Menguasai hakikat asesmen
11.2 Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan konseling
11.3 Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling
11.4 Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli.
11.5 Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli.
11.6 Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan
11.7 Mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling
11.8 Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat
11.9 Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen
12. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling
12.1 Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling.
12.2 Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling.
12.3 Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan konseling.
12.4 Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja.
12.5 Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
12.6 Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan konseling.
13. Merancang program Bimbingan dan Konseling
13.1 Menganalisis kebutuhan konseli
13.2 Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan
13.3 Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling
13.4 Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling



14. Mengimplementasikan program Bimbingan
      dan Konseling yang komprehensif
                   
14.1 Melaksanakan program bimbingan dan
        konseling.
14.2 Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam
        pelayanan bimbingan dan konseling.
14.3 Memfasilitasi perkembangan akademik,
        karier, personal, dan sosial konseli
14.4 Mengelola sarana dan biaya program
        bimbingan dan konseling
15. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling.
15.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan
        program bimbingan dan konseling
15.2 Melakukan penyesuaian proses pelayanan
        bimbingan dan konseling.
15.3 Menginformasikan hasil pelaksanaan
        evaluasi pelayanan bimbingan dan konseling
        kepada pihak terkait
15.4 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi
        untuk merevisi dan mengembangkan
        program bimbingan dan konseling
16. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional
16.1 Memahami dan mengelola kekuatan dan keterbatasan pribadi dan profesional.
16.2 Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional konselor
16.3 Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah konseli.
16.4 Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan
16.5 Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi
16.6 Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan pribadi konselor
16.7 Menjaga kerahasiaan konseli
17. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling
17.1 Memahami berbagai jenis dan metode penelitian
17.2 Mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling
17.3 Melaksaanakan penelitian bimbingan dan konseling
17.4 Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling

TEORI-TEORI KONSELING


TEORI-TEORI KONSELING
FUNGSI & MAKNA TEORI
FUNGSI TEORI
1. Meringkas & menjeneralisasikan suatu kesatuan informasi
2. Membantu dlm pemahaman & penjelasan suatu fenomena
3. Sebagai prediktor bagi sesuatu yang mungkin terjadi pd suatu kondisi tertentu
4. Merangsang penelitian dan pengumpulan data lebih lanjut.
Konsep Dasar Prinsip-Prinsip Kunci
Kalau kita ingin menjadi seorang konselor, mari, memulai berpikir, berdiskusi, dan bertindak sebagai seorang konselor…….
BANTUAN → KLIEN : Memecahkan Masalah → Tumbuh Kembang Optimal Ke Arah Yang Dipilihnya → Peningkatankualitas (effective  daily living).
Konseling : Didasari dan dikembangkan atas pandangan potensi positif manusia →  Klien adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat keputusan, dan mampu bertanggung jawab.
Konseling : “Berangkat dari kondisi “pesimis”  berakhir dalam kondisi “optimis”
Konseling : Proses Pencerahan
Konseling : proses Pembelajaran
Konseling : Proses “bantuan”, “fasilitasi”
Konseling : Berfokus pada saat ini dan masa depan
Konseling : Statement→ Comitment→ Action
Kondisi yang Mendukung Konseling
 ~ Adanya penerimaan yang tulus terhadap klien
 ~ Menghargai klien
 ~ Bersikap empati
 ~ Adanya kesungguhan
 ~ Adanya kejujuran
KOMPONEN KONSELING
1.Konselor
Kompetensi Personal yang diharapkan
2.Klien
Klien datang dan bertemu konselor dengan cara yang berbeda-beda
3.Konteks Hubungan Konselor-Klien
Peluncuran Konseing :
ü Perorangan
ü Kelompok


KONSELING TRAIT AND FACTOR
Model Konseling
~ Konsep Dasar
~ Hakikat Manusia
~ Hakikat Konseling
Kondisi-Kondisi Konseling
Tujuan Konseling :
Konseling TF membantu klien :
~
Self-clarification : penjelasan
~ Self-understanding : pemahaman
~ Self-acceptance : penerimaan
~ Self-direction : pengarahan
~ Self-actualization : ekspresikan potensi
Analisis
● Langkah awal, mengumpulkan informasi tentang diri klien dan latar kehidupannya.
Tujuan:
Memperoleh pemahaman tentang diri klien sehubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diri, baik untuk masa sekarang maupun yang akan datang.
Alat pengumpul data:
Catatan kumulatif, wawancara, format distribusi waktu, otobiografi, catatan anekdot, dan tes psikologis.
Sintesis
● Langkah untuk  merangkum
● Gambaran kelebihan dan kelemahan klien
Diagnosis
● langkah menarik simpulan logis mengenai masalah yang dihadapi klien.
● Langkah ini dilakukan dalam tiga kegiatan :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Merumuskan sumber-sumber penyebab masalah (etiologi)
3. Melakukan prognosis (tahap 4 proses konseling)
Konseling (Treatment)
Pada tahap konseling dilakukan :
1. Pengembangan Alternatif Pemecahan Masalah
2. Pengujian Alternatif
3. Pengambilan Keputusan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Reputasi konselor, khususnya dalam kompetensi
2. Penghargaan dan perhatian konselor
3. Kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia

PENDEKATAN KONSELING PSIKOANALIS
Psikoanalisis melihat perilaku orang itu diakibatkan adanya semacam dorongan yang terpendam dalam diri seseorang karena suatu pengalaman yang dialaminya.
Pandangan Tentang Kepribadian
Tingkatan Kesadaran : Kesadaran, Ambang sadar, Ketidaksadaran, dan alam tak sadar
Struktur Kepribadian
1. Id, sistem dasar kepribadian yang merupakan dari segala dorongan instinktif, khususnya seks dan agresi.
2. Ego, merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia realita.
3. Super Ego, merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kontrol  internal yang terdiri dari kata hati.
Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan yang dikemukakan frued :
1. Represi
2. Pembentukan Reaksi
3. Proyeksi
4. Penempatan yang Keliru
5. Rasionalisasi
6. Supresi
7. Sublimasi
8. Kompensensi
9. Regresi

HAKEKAT PERKEMBANGAN
Menurut Frued :
1. Fase Oral
2. Fase Anal
3 .Fase Phallis
4. Ase Latent
5. Fasa Ganital
PRIBADI SEHAT DAN MALASUAI
ü  Pribadi Sehat :
1. Ego bersifat secara realistis
2. Dapat menggunakan struktur kepribadian secara efektif
3.  Mekanisme pertahanan dirinya bersifat efektif
ü  Pribadi Malasuai :
1. Terjadi kecemasan pada dirinya
2. Mekanisme pertahanan dirinya tidak berfungsi efektif
Deskripsi Proses Konseling
ü  Difokuskan pada usaha menghayati kembali pengalaman masa kanak-kanak.
ü  Pengalaman masa lampau di tata, dianalisis, ditafsirkan dengan tujuan untuk mengrekonstriksi kepribadian.
ü  Pemahaman intelektual penting, tetapi lebih penting mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri
KARAKTER KONSELOR
Ø  membina hubungan kerja
Ø  mendengarkan dan memperhatikan
Ø  menginterprestasikan
Ø  mengajarkan
KARAKTERISTIK KLIEN
Ø  kepekatan
Ø  kegiatan asosiasi bebas
Ø  klien mengalami kemajuan bertahap selama terapi
PERAN KONSELOR
1)      membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, hubungan pribadi yang lebih efektif dalam menghadapi kecemasan melalui cara yang realistis.
2)      Membangun hubungan kerja sama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
3)      Memberikan perhatian kepada resistensi klien .
4)      Mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran.

TEKNIK KONSELING
1)      Asosiasi bebas
2)      Interpretasi
3)      Analisis mimpi
4)      Analisis resistensi
5)      Analisi transferensi
PENDEKATAN KONSELING
1)      Behavioristik
2)      Humanistik
3)      Gestalt
4)      Kognitif
5)      clien centered
6)      rational emotif therapy
7)      post modern

PENDEKATAN KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL
Teori analisis transaksional merupakan teori yang sangat popular dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antar pribadi yang mendasar. Teori ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi.
Dalam didri setiap manusia memiliki 3 status ego ( Collins 1988 )
sikap dasar ego yang mengacu pada :
1)      sikap ortu
2)      sikap orang dewasa
3)      sikap anak
FUNGSI DAN PERAN TERAPIS ( Corey 1988 )
1)      membantu klien menemukan suasana masa lampau yang merugikan dan menyebabkan klien membuat keputusan awal.
2)      Mengidentifikasi rancana hidup dan mengembangkan strategi yang telah digunakan dalam menghadapi orang lain.
3)      Membantu klien memperoleh kesadarn yang lebih realistis dan mencari alternative untuk menjalani hidup yang lebih otonom.

HUBUNGAN KONSELOR DENGAN KLIEN
Hal yang perlu diperhatikan oleh konselor ketika membangun hubungan dengan klien :
1.      Tidak ada kesenjangan pemahaman antara klien dengan konselor.
2.      Klien memiliki hak untuk menyimpan atau tidak mengungkapkan sesuatu yang dianggap rahasia.
3.      Kontrak memperkecil perbedaan status dan menekankan persamaan diantara konselor danklien.
Teknik dan prosedur terapi analisis transaksional
v  Teknik-teknik yang dapat diterapkan dan dipilih dalam AT :
1.      Analisis struktural
2.      Metode-metode didaktik
3.      Analisis transaksional
4.      Permainan peran
5.      Analisis upacara, hiburan, permainan, AT
6.      Analisis skenario
v  Didalam diri pribadi manusia terdapat 3 macam status ego, yaitu status ego orang tua, dewasa, anak-anak ( ego yang dimaksut bukan yang dikemukakan Sigmund frued )
Status ego anak dapat dibedakan dalam :
a.      Anak yang wajar ( spontan )
Pada umumnya sikap anak yang wajar bebas, reaktif/ impulsive, agresif, tidak mampu mengendalikan diri, dll.
b.      Anak yang sedang berkembang
Pada umumnya bertingkah laku intuitif, responsive, manipulative, penuh kreatifitas, dll.
c.       Anak yang penurut
Pada umumnya ia bertindak sesuai dengan ortu, misalnya patuh, penurut, sopan.
v  Cara mengetahui ego
1.      Mengamati tingkah laku
2.      Mengamati sikap
3.      Mengingat kembali ke masa kecil
4.      Mengenal perasaan diri sendiri
FAKTOR YANG MENGHAMBAT KESEIMBANGAN EGO
1. Pencemaran
2. Eksklusif

PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORISTIK
v  Karakter konseling behavioristik :
1.Berfokus pada tingkah laku yang Nampak
2. Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan konseling
3. Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik
4. Pejnilian obyekyif terhadap tujuan konseling
v  Pribadi Malasuai
1. Tingkah laku nya tidak memuaskan individu
2. Tingkah laku nya membawa konflik pada lingkungannya
3. Tingkah laku nya berlebihan
4. Tingkah lakunya yang kurang
5. Tingkah laku nya tidak tepat
v  Tahap-tahap konseling
1. Assesment
2. Goal setting
3.tekhnique implementation
4. Evaluation termination
5. Feedback
v  Prinsip kerja teknik konseling behavioral
1. Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan
2. Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3. Memberi penguatan terhadap suatu respon yang mengakibatkan terjadinya hambatan kemunculan tingkah laku
4. Mengkondisikan perubahan tingkah laku melalui pemberian contoh dan model
5. Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap penguatan tingkah laku yang di inginkan dengan sistem kontrak

Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kaitannya dengan     era globalisasi, dengan berbagai bentuk pemahaman makna yang beragam. Namun, dari berbagai makna yang terangkum dalam pengertian globalisasi ini, setidaknya ada satu poin yang dipahami oleh setiap orang. Poin tersebut adalah sebuah pandangan bahwa semua manusia di dalam dunia ini saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, walaupun ada rentang jarak yang secara fisik membentang. Teknologi Informasi yang kini berkembang amat pesat, tak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang signifikan terhadap proses globalisasi ini.Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, membuat teknologi itu sendiri bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, teknologi adalah suatu hal yang sangat membantu dan memudahkan manusia dalam menyelesaikan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, namun di sisi lain, teknologi juga dapat ‘membunuh’ manusia apabila digunakan secara berlebihan dan digunakan dengan maksud yang berbeda oleh pemakainya. Begitu juga dengan internet. Sebagai salah satu hasil karya teknologi, internet juga memiliki dampak positif dan dampak negatif. Terkadang, internet membantu kehidupan kita, namun tidak  jarang pula internet ‘menjerumuskan’ kita ke dalam dunia maya yang tiada berujung Pemanfaatan internet dekade terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media internet tidak lagi hanya sekedar menjadi media berkomunikasi semata, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, industri, pendidikan dan pergaulan sosial. Khusus mengenai jejaring sosial atau pertemanan melalui dunia internet, atau lebih dikenal dengan social network pertumbuhannya sangat mencengangkan Banyaknya situs yang ada di internet membuat kita enggan meninggalkan dunia maya ini. Mulai dari situs yang menyajikan informasi yang up-to-date, hingga menyajikan konten yang seharusnya tidak boleh diakses secara bebas oleh semua kalangan. Konten tersebuat adalah pornografi. Sebuah momok bagi para orangtua yang senantiasa menghantui pikiran mereka karena mereka takut anak mereka sudah teracuni oleh hal ini. Memang sudah ada undang-undang yang mengatur mengenai pornografi dan pornoaksi, namun tampaknya hal ini masih dirasakan kurang membuat kita nyaman sebagai penikmat teknologi informasi internet. Begitu pula dengan software yang dibuat untuk memblokir user mengakses situs-situs porno, terasa kurang bisa banyak membantu, karena seperti kata pepatah, maling selalu satu langkah lebih maju daripada polisi. Begitu pula dengan para user ini, mereka tidak pernah kehabisan akal untuk bisa mengakses situs tersebut dan berusaha mencari celah untuk mengakali sistem keamanan yang ada. Begitu pula dengan situs jejaring sosial, kini bersosialisasi melalui internet jauh lebih nge-trend daripada harus bersosialisasi secara langsung. Bahkan di beberapa situs jejaring sosial, ada member yang memiliki teman hampir 3000 orang, namun setelah dilakukan crosscheck, tidak semuanya teman di akunnya ia kenal. Hal ini menandakan bahwa situs jejaring sosial memudahkan kita untuk berinteraksi dan menjalin hubungan pertemanan dengan orang yang sama sekali tidak kita kenal dan berada jauh dari posisi dimana kita berada. Beberapa dampak positif yang ditimbulkan dengan adanya situs semacam Facebook, Twitter dan friendster ini antara lain :

* Membuat sosialisasi lebih mudah
Suatu teknologi dibuat untuk memudahkan hidup manusia, begitu juga dengan situs jejaring sosial. Mereka diciptakan untuk memudahkan anggotanya berkomunikasi dan keep in touch dengan relasinya
* Dijadikan sebagai media ekspresi diri
Kehadiran situs jejaring sosial di dunia maya dimanfaatkan oleh para anggotanya sebagai media ekspresi diri dan mengungkapkan perasaan mereka disaat itu. Cobalah lihat di profil anggota situs Facebook contohnya, mereka biasanya akan terus mengupdate status (suasana hati) mereka secara berkala dan gaya tulisan mereka juga berbeda-beda. Mereka juga akan mengisi biodata dengan keinginan mereka sendiri, ada yang berusaha jujur bahkan ada yang biodata dan kenyataannya sangat jauh berbeda. Inilah yang dimaksud dengan kebebasan berekspresi.
* Sebagai ladang bisnis
Disadari atau tidak, kehadiran situs jejaring sosial juga dilirik oleh sebagian pihak sebagai sebuah media beriklan alternatif. Low cost, high impact. Itulah dampak yang ingin mereka dapatkan ketika beriklan melalui situs seperti ini. Dan ternyata benar, beriklan melalui situs jejaring sosial cukup mendongkrak penjualan. Bahkan banyak orang yang menjual barang-barangnya melalui akun Facebook, bukan memasang iklan di kolom iklan Facebook.
* Dipakai untuk media kampanye
Benar sekali, sekarang situs jejaring sosial berguna juga sebagai alat kampanye online. Seperti yang dilakukan oleh Barack Obama, ia melakukan kampanye melalui Facebook dan akhirnya ia dapat memenangkan kursi presiden Amerika.
Suatu permasalahan tentu tidak akan menarik apabila hanya dibahas dari sudut pandang positif. Maka disini akan dibahas pula mengenai dampak negatif dari internet, khususnya situs jejaring sosial.

1. Membuat orang malas
Inilah salah satu dampak negatif terbesar dari situs jejaring sosial. Dengan adanya situs jejaring sosial, orang lebih asyik duduk di depan layar komputer daripada harus berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan orang lain.

2. Jadi lupa waktu
Terlalu sering mengakses situs jejaring sosial membuat orang menjadi lupa waktu. Bahkan ada kasus dimana seorang ibu yang keasyikan mengakses Facebook sehingga lupa menyiapkan makan untuk keluarganya dan anaknya yang masih bayi, sehingga anaknya masuk rumah sakit.


3. Membuat pekerjaan jadi tertunda
Situs jejaring sosial bagaikan candu, sehingga pemakainya akan lupa waktu dan apabila hal ini berlangsung secara terus menerus akan berakibat fatal bagi dirii sendiri dan orang lain. Karena bisa saja pekerjaan mereka jadi tertunda dan tidak lekas selesai.

4. Dipakai sebagai media konspirasi
Tidak sedikit kasus kejahatan terbongkar dan bermula dari situs jejaring sosial. Seperti gadis yang dibawa lari oleh kenalan baru yang baru dikenal melalui Facebook, plot pembunuhan presiden Bolivia yang terungkap karena direncanakan melalui Facebook dan lain sebagainya adaah beberapa contoh konkret bahwa situs seperti ini memiliki dampak negatif yang cukup kuat.

5. Merusak kesehatan
Terlalu lama duduk diam di depan komputer dapat mengganggu kesehatan. Sudah banyak penelitian dilakukan dan hasilnya kebanyakan mengatakan bahwa kita dilarang terlalu lama mengakses komputer. Sebaiknya tiap dua jam kita beristirahat dan melakukan gerakan-gerakan yang menyehatkan.

Itulah beberapa dampak dan konsekuensi yang harus kita tanggung atas kemajuan teknologi informasi, khususnya internet. Kita harus berusaha mempergunakan teknologi sebagaimana mestinya dan sebaik mungkin, tapi jangan sampai kita kehilangan kontrol atas teknologi dan pada akhirnya kitalah yang ‘dikontrol’ oleh teknologi.
Sebenarnya masih banyak sekali dampak-dampak dan konsekuensi lainnya yang harus kita tanggung atas kemajuan teknologi sekarang ini, terutama di bidang internet. Namun, karena keterbatasan dari penulis, maka dampak-dampak yang lain akan ditambahkan apabila penulis sudah menemukan wacana dan fakta-fakta baru.
Diposkan oleh Jaya Digitamedia Computer