E-KONSELING
Pendidikan Bimbingan dan Konseling
Sabtu, 30 Juni 2012
Visi Misi Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf L.N, M.Pd Ketua Prodi BK SPs UPI
Visi Misi dan Profil
Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf L.N, M.Pd
Ketua Prodi BK SPs UPI
Visi :
Dalam kurun waktu lima tahun mendatang, Program Studi BK mampu Memantapkan diri menjadi salah satu pusat kepeloporan dan keunggulan dalam bidang bimbingan dan konseling yang berorientasi kepada pengakuan internasional, untuk menghasilkan lulusan sebagai pengajar, dan ilmuwan yang mampu bersaing secara nasional maupun internasional .
Misi :
Memperhatikan visi dan menjadikannya sebagai landasan pengembangan program studi, maka Program Studi Bimbingan dan Konseling SPs Universitas Pendidikan Indonesia menggariskan misinya, yaitu melaksanakan tugas berikut dengan berhasil.
Meyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM), yaitu: dosen program S1 Jurusan Bimbingandan Konseling (atau yang serumpun), pendidik pendidikan profesi konselor, ahli BK, guru bimbingan dan konseling di sekolah, dan para praktisi bimbingan dan konseling di jalur luar sekolah.
Meyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat melalui pelatihan dan layanan bimbingan dan konseling kepada pihak yang memerlukan.
Meyelenggarakan penelitian untuk mengembangkan ilmu dan teknologi dalam bidang bimbingan dan konseling.
Menjalin kerjasama kemitraan dengan lembaga pendidikan ternama (di dalam atau luar negeri) dan lembaga lain yang memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan
Program Magister (S2) Bimbingan dan Konseling memiliki 3 Â konsentrasi yaitu:
Konsentrasi Ilmu Bimbingan dan Konseling;
Konsentrasi Tes dan Pengukuran, dan
Konsentrasi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.
Sedangkan Program Doktor (S3) memiliki 12 Â kajian mandiri yaitu:
Filosofi dan Etika Konseling;
Bimbingan dan Konseling di Sekolah;
Konseling Karir;
Konseling Keluarga dan Setting Kemasyarakatan;
Konseling Lintas Budaya;
Konseling Keagamaan
Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi;
Manajemen Bimbingan dan Konseling;
Bimbingan dan Bimbingan Berkebutuhan khusus;
Pengembangan Kreatifitas dan Keberbakatan;
Tes dan Pengukuran dalam Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini
Kamis, 28 Juni 2012
Permendiknas no 27 tahun 2000
Kompetensi Konselor
Rumusan Standar Kompetensi Konselor telah dikembangkan dan dirumuskan
atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja
konselor. Namun bila ditata ke dalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang
dalam PP 19/2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional konselor
dapat dipetakan dan dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional sebagai berikut.
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI
|
A.
KOMPETENSI PEDAGOGIK
|
|
1.
Menguasai teori dan praksis pendidikan
|
1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan
keilmuannya
1.2 Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan
dan proses pembelajaran
1.3 Menguasai landasan budaya dalam praksis
pendidikan
|
2.
Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli
|
2.1 Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia,
perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.2 Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian,
individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan
2.3 Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.4 Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan
terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.5. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental
terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
|
3. Menguasai
esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang
satuan pendidikan
|
3.1 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
satuan jalur pendidikan formal, nonformal dan informal
3.2 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
satuan jenis pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus
3.3 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada
satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar dan menengah, serta tinggi.
|
B.
KOMPETENSI KEPRIBADIAN
|
|
4. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
|
4.1 Menampilkan kepribadian yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
4.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama
dan toleran terhadap pemeluk agama lain
4.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
|
5. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih
|
5.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis
tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan
berpotensi
5.2 Menghargai dan mengembangkan potensi positif
individu pada umumnya dan konseli pada khususnya
5.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada
umumnya dan konseli pada khususnya
5.4 Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
sesuai dengan hak asasinya.
5.5 Toleran terhadap permasalahan
konseli
5.6 Bersikap demokratis.
|
6. Menunjukkan integritasdan
stabilitas kepribadian yang kuat
|
6.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku yang
terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten )
6.2 Menampilkan emosi yang
stabil.
6.3 Peka, bersikap empati, serta menghormati
keragaman dan perubahan
6.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli
yang menghadapi stres dan frustasi
|
7. Menampilkan kinerja berkualitas
tinggi
|
7.1 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif,
dan produktif
7.2 Bersemangat, berdisiplin,
dan mandiri
7.3 Berpenampilan menarik dan
menyenangkan
7.4 Berkomunikasi secara
efektif
|
C. KOMPETENSI SOSIAL
|
|
8. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat
bekerja
|
8.1 Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran
pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite
sekolah/madrasah) di tempat bekerja
8.2 Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja
8.3 Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam
tempat bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga administrasi)
|
9. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi
bimbingan dan konseling
|
9.1 Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi
profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi
9.2 Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan
konseling
9.3 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan
konseling untuk pengembangan diri dan profesi
|
10. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi
|
10.1 Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional
bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lain
10.2 Memahami peran organisasi profesi lain dan
memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling
10.3 Bekerja dalam tim bersama tenaga
paraprofesional dan profesional profesi lain.
10.4 Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain
sesuai dengan keperluan
|
D.
KOMPETENSI PROFESIONAL
|
|
11.
Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan
masalah konseli
|
11.1 Menguasai hakikat asesmen
11.2 Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan
pelayanan bimbingan dan konseling
11.3 Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen
untuk keperluan bimbingan dan konseling
11.4 Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan
masalah-masalah konseli.
11.5 Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen
pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli.
11.6 Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk
mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan
11.7 Mengakses data dokumentasi tentang konseli
dalam pelayanan bimbingan dan konseling
11.8 Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan
bimbingan dan konseling dengan tepat
11.9 Menampilkan tanggung jawab profesional dalam
praktik asesmen
|
12.
Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling
|
12.1 Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan
konseling.
12.2 Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan
konseling.
12.3 Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan
dan konseling.
12.4 Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan
konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja.
12.5 Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis
pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
12.6 Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan
bimbingan dan konseling.
|
13.
Merancang program Bimbingan dan Konseling
|
13.1 Menganalisis kebutuhan
konseli
13.2 Menyusun program bimbingan dan konseling yang
berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan pendekatan
perkembangan
13.3 Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan
dan konseling
13.4 Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan
program bimbingan dan konseling
|
14. Mengimplementasikan
program Bimbingan
dan Konseling yang komprehensif
|
14.1 Melaksanakan program
bimbingan dan
konseling.
14.2 Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam
pelayanan bimbingan dan konseling.
14.3 Memfasilitasi perkembangan akademik,
karier, personal, dan sosial konseli
14.4 Mengelola sarana dan biaya program
bimbingan dan konseling
|
15. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan
Konseling.
|
15.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan
program bimbingan dan konseling
15.2 Melakukan penyesuaian proses pelayanan
bimbingan dan konseling.
15.3 Menginformasikan hasil
pelaksanaan
evaluasi pelayanan bimbingan dan
konseling
kepada pihak terkait
15.4 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi
untuk
merevisi dan mengembangkan
program
bimbingan dan konseling
|
16. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika
profesional
|
16.1 Memahami dan mengelola kekuatan dan
keterbatasan pribadi dan profesional.
16.2 Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan
kewenangan dan kode etik profesional konselor
16.3 Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar
tidak larut dengan masalah konseli.
16.4 Melaksanakan referal
sesuai dengan keperluan
16.5 Peduli terhadap identitas profesional dan
pengembangan profesi
16.6 Mendahulukan kepentingan konseli daripada
kepentingan pribadi konselor
16.7 Menjaga kerahasiaan konseli
|
17. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam
bimbingan dan konseling
|
17.1 Memahami berbagai jenis dan metode penelitian
17.2 Mampu merancang penelitian bimbingan dan
konseling
17.3 Melaksaanakan penelitian bimbingan dan
konseling
17.4 Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan
dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling
|
TEORI-TEORI KONSELING
TEORI-TEORI KONSELING
FUNGSI & MAKNA TEORI
FUNGSI TEORI
1. Meringkas & menjeneralisasikan suatu kesatuan informasi
2. Membantu dlm pemahaman & penjelasan suatu fenomena
3. Sebagai prediktor bagi sesuatu yang mungkin terjadi pd suatu kondisi tertentu
4. Merangsang penelitian dan pengumpulan data lebih lanjut.
1. Meringkas & menjeneralisasikan suatu kesatuan informasi
2. Membantu dlm pemahaman & penjelasan suatu fenomena
3. Sebagai prediktor bagi sesuatu yang mungkin terjadi pd suatu kondisi tertentu
4. Merangsang penelitian dan pengumpulan data lebih lanjut.
Konsep Dasar Prinsip-Prinsip Kunci
Kalau kita ingin menjadi seorang konselor, mari, memulai berpikir, berdiskusi, dan bertindak sebagai seorang konselor…….
Kalau kita ingin menjadi seorang konselor, mari, memulai berpikir, berdiskusi, dan bertindak sebagai seorang konselor…….
BANTUAN → KLIEN : Memecahkan Masalah → Tumbuh Kembang Optimal Ke
Arah Yang Dipilihnya → Peningkatankualitas (effective daily living).
Konseling : Didasari
dan dikembangkan atas pandangan potensi positif manusia → Klien adalah individu yang memiliki kemampuan
untuk memilih tujuan, membuat keputusan, dan mampu bertanggung jawab.
Konseling : “Berangkat dari kondisi “pesimis” berakhir dalam kondisi “optimis”
Konseling : Proses
Pencerahan
Konseling :
proses Pembelajaran
Konseling :
Proses “bantuan”, “fasilitasi”
Konseling : Berfokus
pada saat ini dan masa depan
Konseling : Statement→
Comitment→ Action
Kondisi yang Mendukung Konseling
~ Adanya penerimaan yang tulus terhadap klien
~ Menghargai klien
~ Bersikap empati
~ Adanya kesungguhan
~ Adanya kejujuran
~ Adanya penerimaan yang tulus terhadap klien
~ Menghargai klien
~ Bersikap empati
~ Adanya kesungguhan
~ Adanya kejujuran
KOMPONEN KONSELING
1.Konselor
Kompetensi Personal yang diharapkan
Kompetensi Personal yang diharapkan
2.Klien
Klien datang dan bertemu konselor dengan cara yang berbeda-beda
Klien datang dan bertemu konselor dengan cara yang berbeda-beda
3.Konteks Hubungan Konselor-Klien
Peluncuran Konseing :
ü Perorangan
ü Kelompok
KONSELING
TRAIT AND FACTOR
Model Konseling
~ Konsep Dasar
~ Hakikat Manusia
~ Hakikat Konseling
~ Konsep Dasar
~ Hakikat Manusia
~ Hakikat Konseling
Kondisi-Kondisi Konseling
Tujuan Konseling :
Konseling TF membantu klien :
~ Self-clarification : penjelasan
~ Self-understanding : pemahaman
~ Self-acceptance : penerimaan
~ Self-direction : pengarahan
~ Self-actualization : ekspresikan potensi
Tujuan Konseling :
Konseling TF membantu klien :
~ Self-clarification : penjelasan
~ Self-understanding : pemahaman
~ Self-acceptance : penerimaan
~ Self-direction : pengarahan
~ Self-actualization : ekspresikan potensi
Analisis
● Langkah awal, mengumpulkan informasi tentang diri klien dan latar kehidupannya.
● Langkah awal, mengumpulkan informasi tentang diri klien dan latar kehidupannya.
Tujuan:
Memperoleh pemahaman tentang diri
klien sehubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh
penyesuaian diri, baik untuk masa sekarang maupun yang akan datang.
Alat pengumpul data:
Catatan kumulatif, wawancara, format
distribusi waktu, otobiografi, catatan anekdot, dan tes psikologis.
Sintesis
● Langkah untuk merangkum
● Gambaran kelebihan dan kelemahan klien
● Langkah untuk merangkum
● Gambaran kelebihan dan kelemahan klien
Diagnosis
● langkah menarik simpulan logis mengenai masalah yang dihadapi klien.
● Langkah ini dilakukan dalam tiga kegiatan :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Merumuskan sumber-sumber penyebab masalah (etiologi)
3. Melakukan prognosis (tahap 4 proses konseling)
● langkah menarik simpulan logis mengenai masalah yang dihadapi klien.
● Langkah ini dilakukan dalam tiga kegiatan :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Merumuskan sumber-sumber penyebab masalah (etiologi)
3. Melakukan prognosis (tahap 4 proses konseling)
Konseling (Treatment)
Pada tahap konseling dilakukan :
1. Pengembangan Alternatif Pemecahan Masalah
2. Pengujian Alternatif
3. Pengambilan Keputusan
Pada tahap konseling dilakukan :
1. Pengembangan Alternatif Pemecahan Masalah
2. Pengujian Alternatif
3. Pengambilan Keputusan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Reputasi konselor, khususnya dalam kompetensi
2. Penghargaan dan perhatian konselor
3. Kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia
1. Reputasi konselor, khususnya dalam kompetensi
2. Penghargaan dan perhatian konselor
3. Kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia
PENDEKATAN KONSELING PSIKOANALIS
Psikoanalisis melihat perilaku orang
itu diakibatkan adanya semacam dorongan yang terpendam dalam diri seseorang
karena suatu pengalaman yang dialaminya.
Pandangan Tentang Kepribadian
Tingkatan Kesadaran : Kesadaran, Ambang sadar, Ketidaksadaran, dan alam tak sadar
Tingkatan Kesadaran : Kesadaran, Ambang sadar, Ketidaksadaran, dan alam tak sadar
Struktur Kepribadian
1. Id, sistem dasar kepribadian yang merupakan dari segala dorongan instinktif, khususnya seks dan agresi.
2. Ego, merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia realita.
3. Super Ego, merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kontrol internal yang terdiri dari kata hati.
1. Id, sistem dasar kepribadian yang merupakan dari segala dorongan instinktif, khususnya seks dan agresi.
2. Ego, merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia realita.
3. Super Ego, merupakan sub sistem yang berfungsi sebagai kontrol internal yang terdiri dari kata hati.
Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan yang dikemukakan frued :
1. Represi
2. Pembentukan Reaksi
3. Proyeksi
4. Penempatan yang Keliru
5. Rasionalisasi
6. Supresi
7. Sublimasi
8. Kompensensi
9. Regresi
Mekanisme pertahanan yang dikemukakan frued :
1. Represi
2. Pembentukan Reaksi
3. Proyeksi
4. Penempatan yang Keliru
5. Rasionalisasi
6. Supresi
7. Sublimasi
8. Kompensensi
9. Regresi
HAKEKAT PERKEMBANGAN
Menurut Frued :
1. Fase Oral
2. Fase Anal
3 .Fase Phallis
4. Ase Latent
5. Fasa Ganital
Menurut Frued :
1. Fase Oral
2. Fase Anal
3 .Fase Phallis
4. Ase Latent
5. Fasa Ganital
PRIBADI SEHAT DAN MALASUAI
ü Pribadi
Sehat :
1. Ego bersifat secara realistis
1. Ego bersifat secara realistis
2. Dapat
menggunakan struktur kepribadian secara efektif
3. Mekanisme pertahanan dirinya bersifat efektif
ü Pribadi
Malasuai :
1. Terjadi kecemasan pada dirinya
1. Terjadi kecemasan pada dirinya
2. Mekanisme
pertahanan dirinya tidak berfungsi efektif
Deskripsi Proses Konseling
ü Difokuskan pada usaha menghayati kembali
pengalaman masa kanak-kanak.
ü Pengalaman masa lampau di tata, dianalisis, ditafsirkan
dengan tujuan untuk mengrekonstriksi kepribadian.
ü Pemahaman intelektual penting, tetapi lebih
penting mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri
KARAKTER KONSELOR
Ø membina hubungan kerja
Ø mendengarkan dan memperhatikan
Ø menginterprestasikan
Ø mengajarkan
KARAKTERISTIK KLIEN
Ø kepekatan
Ø kegiatan asosiasi bebas
Ø klien mengalami kemajuan bertahap selama
terapi
PERAN KONSELOR
1) membantu klien dalam mencapai kesadaran diri,
ketulusan hati, hubungan pribadi yang lebih efektif dalam menghadapi kecemasan
melalui cara yang realistis.
2) Membangun hubungan kerja sama dengan klien dan
kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
3) Memberikan perhatian kepada resistensi klien .
4) Mempercepat proses penyadaran hal-hal yang
tersimpan dalam ketidaksadaran.
TEKNIK KONSELING
1) Asosiasi bebas
2) Interpretasi
3) Analisis mimpi
4) Analisis resistensi
5) Analisi transferensi
PENDEKATAN KONSELING
1) Behavioristik
2) Humanistik
3) Gestalt
4) Kognitif
5) clien centered
6) rational emotif therapy
7) post modern
PENDEKATAN KONSELING ANALISIS
TRANSAKSIONAL
Teori
analisis transaksional merupakan teori yang sangat popular dan digunakan dalam
konsultasi pada hampir semua ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional
telah menjadi salah satu teori komunikasi antar pribadi yang mendasar. Teori
ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi.
Dalam didri setiap manusia memiliki 3
status ego ( Collins 1988 )
sikap dasar ego yang mengacu pada :
sikap dasar ego yang mengacu pada :
1) sikap ortu
2) sikap orang dewasa
3) sikap anak
FUNGSI DAN PERAN TERAPIS ( Corey 1988
)
1) membantu klien menemukan suasana masa lampau
yang merugikan dan menyebabkan klien membuat keputusan awal.
2) Mengidentifikasi rancana hidup dan
mengembangkan strategi yang telah digunakan dalam menghadapi orang lain.
3) Membantu klien memperoleh kesadarn yang lebih
realistis dan mencari alternative untuk menjalani hidup yang lebih otonom.
HUBUNGAN KONSELOR DENGAN KLIEN
Hal yang perlu diperhatikan oleh
konselor ketika membangun hubungan dengan klien :
1. Tidak ada kesenjangan pemahaman antara klien
dengan konselor.
2. Klien memiliki hak untuk menyimpan atau tidak
mengungkapkan sesuatu yang dianggap rahasia.
3. Kontrak memperkecil perbedaan status dan
menekankan persamaan diantara konselor danklien.
Teknik dan prosedur terapi analisis
transaksional
v Teknik-teknik yang dapat diterapkan dan
dipilih dalam AT :
1. Analisis struktural
2. Metode-metode didaktik
3. Analisis transaksional
4. Permainan peran
5. Analisis upacara, hiburan, permainan, AT
6. Analisis skenario
v Didalam diri pribadi manusia terdapat 3 macam
status ego, yaitu status ego orang tua, dewasa, anak-anak ( ego yang dimaksut
bukan yang dikemukakan Sigmund frued )
Status ego
anak dapat dibedakan dalam :
a. Anak yang wajar ( spontan )
Pada umumnya sikap anak yang wajar bebas,
reaktif/ impulsive, agresif, tidak mampu mengendalikan diri, dll.
b. Anak yang sedang berkembang
Pada umumnya bertingkah laku intuitif,
responsive, manipulative, penuh kreatifitas, dll.
c. Anak yang penurut
Pada umumnya ia bertindak sesuai dengan ortu,
misalnya patuh, penurut, sopan.
v Cara mengetahui ego
1.
Mengamati
tingkah laku
2.
Mengamati
sikap
3.
Mengingat
kembali ke masa kecil
4.
Mengenal
perasaan diri sendiri
FAKTOR YANG MENGHAMBAT KESEIMBANGAN EGO
1. Pencemaran
2. Eksklusif
1. Pencemaran
2. Eksklusif
PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORISTIK
v Karakter
konseling behavioristik :
1.Berfokus pada tingkah laku yang Nampak
2. Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan konseling
3. Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik
4. Pejnilian obyekyif terhadap tujuan konseling
1.Berfokus pada tingkah laku yang Nampak
2. Cermat dan operasional dalam merumuskan tujuan konseling
3. Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik
4. Pejnilian obyekyif terhadap tujuan konseling
v Pribadi
Malasuai
1. Tingkah laku nya tidak memuaskan individu
2. Tingkah laku nya membawa konflik pada lingkungannya
3. Tingkah laku nya berlebihan
4. Tingkah lakunya yang kurang
5. Tingkah laku nya tidak tepat
1. Tingkah laku nya tidak memuaskan individu
2. Tingkah laku nya membawa konflik pada lingkungannya
3. Tingkah laku nya berlebihan
4. Tingkah lakunya yang kurang
5. Tingkah laku nya tidak tepat
v Tahap-tahap
konseling
1. Assesment
2. Goal setting
3.tekhnique implementation
4. Evaluation termination
5. Feedback
1. Assesment
2. Goal setting
3.tekhnique implementation
4. Evaluation termination
5. Feedback
v Prinsip
kerja teknik konseling behavioral
1. Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan
2. Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3. Memberi penguatan terhadap suatu respon yang mengakibatkan terjadinya hambatan kemunculan tingkah laku
4. Mengkondisikan perubahan tingkah laku melalui pemberian contoh dan model
5. Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap penguatan tingkah laku yang di inginkan dengan sistem kontrak
1. Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan
2. Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3. Memberi penguatan terhadap suatu respon yang mengakibatkan terjadinya hambatan kemunculan tingkah laku
4. Mengkondisikan perubahan tingkah laku melalui pemberian contoh dan model
5. Merencanakan prosedur pemberian penguatan terhadap penguatan tingkah laku yang di inginkan dengan sistem kontrak
Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Penggunaan
teknologi dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kaitannya dengan era globalisasi, dengan berbagai bentuk
pemahaman makna yang beragam. Namun, dari berbagai makna yang terangkum dalam
pengertian globalisasi ini, setidaknya ada satu poin yang dipahami oleh setiap
orang. Poin tersebut adalah sebuah pandangan bahwa semua manusia di dalam dunia
ini saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
walaupun ada rentang jarak yang secara fisik membentang. Teknologi Informasi
yang kini berkembang amat pesat, tak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap proses globalisasi ini.Namun, dengan semakin berkembangnya
teknologi, membuat teknologi itu sendiri bagaikan pisau bermata dua. Di satu
sisi, teknologi adalah suatu hal yang sangat membantu dan memudahkan manusia
dalam menyelesaikan kegiatan dan aktivitas sehari-hari, namun di sisi lain,
teknologi juga dapat ‘membunuh’ manusia apabila digunakan secara berlebihan dan
digunakan dengan maksud yang berbeda oleh pemakainya. Begitu juga dengan
internet. Sebagai salah satu hasil karya teknologi, internet juga memiliki
dampak positif dan dampak negatif. Terkadang, internet membantu kehidupan kita,
namun tidak jarang pula internet
‘menjerumuskan’ kita ke dalam dunia maya yang tiada berujung Pemanfaatan
internet dekade terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media
internet tidak lagi hanya sekedar menjadi media berkomunikasi semata, tetapi
juga sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, industri, pendidikan dan
pergaulan sosial. Khusus mengenai jejaring sosial atau pertemanan melalui dunia
internet, atau lebih dikenal dengan social network pertumbuhannya sangat mencengangkan
Banyaknya situs yang ada di internet membuat kita enggan meninggalkan dunia
maya ini. Mulai dari situs yang menyajikan informasi yang up-to-date, hingga
menyajikan konten yang seharusnya tidak boleh diakses secara bebas oleh semua
kalangan. Konten tersebuat adalah pornografi. Sebuah momok bagi para orangtua
yang senantiasa menghantui pikiran mereka karena mereka takut anak mereka sudah
teracuni oleh hal ini. Memang sudah ada undang-undang yang mengatur mengenai
pornografi dan pornoaksi, namun tampaknya hal ini masih dirasakan kurang
membuat kita nyaman sebagai penikmat teknologi informasi internet. Begitu pula
dengan software yang dibuat untuk memblokir user mengakses situs-situs porno,
terasa kurang bisa banyak membantu, karena seperti kata pepatah, maling selalu
satu langkah lebih maju daripada polisi. Begitu pula dengan para user ini,
mereka tidak pernah kehabisan akal untuk bisa mengakses situs tersebut dan
berusaha mencari celah untuk mengakali sistem keamanan yang ada. Begitu pula
dengan situs jejaring sosial, kini bersosialisasi melalui internet jauh lebih
nge-trend daripada harus bersosialisasi secara langsung. Bahkan di beberapa
situs jejaring sosial, ada member yang memiliki teman hampir 3000 orang, namun
setelah dilakukan crosscheck, tidak semuanya teman di akunnya ia kenal. Hal ini
menandakan bahwa situs jejaring sosial memudahkan kita untuk berinteraksi dan
menjalin hubungan pertemanan dengan orang yang sama sekali tidak kita kenal dan
berada jauh dari posisi dimana kita berada. Beberapa dampak positif yang
ditimbulkan dengan adanya situs semacam Facebook, Twitter dan friendster ini
antara lain :
* Membuat sosialisasi lebih mudah
Suatu teknologi dibuat untuk memudahkan hidup manusia, begitu juga dengan situs jejaring sosial. Mereka diciptakan untuk memudahkan anggotanya berkomunikasi dan keep in touch dengan relasinya
* Membuat sosialisasi lebih mudah
Suatu teknologi dibuat untuk memudahkan hidup manusia, begitu juga dengan situs jejaring sosial. Mereka diciptakan untuk memudahkan anggotanya berkomunikasi dan keep in touch dengan relasinya
*
Dijadikan sebagai media ekspresi diri
Kehadiran situs jejaring sosial di dunia maya dimanfaatkan oleh para anggotanya sebagai media ekspresi diri dan mengungkapkan perasaan mereka disaat itu. Cobalah lihat di profil anggota situs Facebook contohnya, mereka biasanya akan terus mengupdate status (suasana hati) mereka secara berkala dan gaya tulisan mereka juga berbeda-beda. Mereka juga akan mengisi biodata dengan keinginan mereka sendiri, ada yang berusaha jujur bahkan ada yang biodata dan kenyataannya sangat jauh berbeda. Inilah yang dimaksud dengan kebebasan berekspresi.
Kehadiran situs jejaring sosial di dunia maya dimanfaatkan oleh para anggotanya sebagai media ekspresi diri dan mengungkapkan perasaan mereka disaat itu. Cobalah lihat di profil anggota situs Facebook contohnya, mereka biasanya akan terus mengupdate status (suasana hati) mereka secara berkala dan gaya tulisan mereka juga berbeda-beda. Mereka juga akan mengisi biodata dengan keinginan mereka sendiri, ada yang berusaha jujur bahkan ada yang biodata dan kenyataannya sangat jauh berbeda. Inilah yang dimaksud dengan kebebasan berekspresi.
* Sebagai
ladang bisnis
Disadari atau tidak, kehadiran situs jejaring sosial juga dilirik oleh sebagian pihak sebagai sebuah media beriklan alternatif. Low cost, high impact. Itulah dampak yang ingin mereka dapatkan ketika beriklan melalui situs seperti ini. Dan ternyata benar, beriklan melalui situs jejaring sosial cukup mendongkrak penjualan. Bahkan banyak orang yang menjual barang-barangnya melalui akun Facebook, bukan memasang iklan di kolom iklan Facebook.
Disadari atau tidak, kehadiran situs jejaring sosial juga dilirik oleh sebagian pihak sebagai sebuah media beriklan alternatif. Low cost, high impact. Itulah dampak yang ingin mereka dapatkan ketika beriklan melalui situs seperti ini. Dan ternyata benar, beriklan melalui situs jejaring sosial cukup mendongkrak penjualan. Bahkan banyak orang yang menjual barang-barangnya melalui akun Facebook, bukan memasang iklan di kolom iklan Facebook.
* Dipakai
untuk media kampanye
Benar sekali, sekarang situs jejaring sosial berguna juga sebagai alat kampanye online. Seperti yang dilakukan oleh Barack Obama, ia melakukan kampanye melalui Facebook dan akhirnya ia dapat memenangkan kursi presiden Amerika.
Benar sekali, sekarang situs jejaring sosial berguna juga sebagai alat kampanye online. Seperti yang dilakukan oleh Barack Obama, ia melakukan kampanye melalui Facebook dan akhirnya ia dapat memenangkan kursi presiden Amerika.
Suatu
permasalahan tentu tidak akan menarik apabila hanya dibahas dari sudut pandang
positif. Maka disini akan dibahas pula mengenai dampak negatif dari internet,
khususnya situs jejaring sosial.
1. Membuat orang malas
Inilah salah satu dampak negatif terbesar dari situs jejaring sosial. Dengan adanya situs jejaring sosial, orang lebih asyik duduk di depan layar komputer daripada harus berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan orang lain.
2. Jadi lupa waktu
Terlalu sering mengakses situs jejaring sosial membuat orang menjadi lupa waktu. Bahkan ada kasus dimana seorang ibu yang keasyikan mengakses Facebook sehingga lupa menyiapkan makan untuk keluarganya dan anaknya yang masih bayi, sehingga anaknya masuk rumah sakit.
3. Membuat pekerjaan jadi tertunda
Situs jejaring sosial bagaikan candu, sehingga pemakainya akan lupa waktu dan apabila hal ini berlangsung secara terus menerus akan berakibat fatal bagi dirii sendiri dan orang lain. Karena bisa saja pekerjaan mereka jadi tertunda dan tidak lekas selesai.
Situs jejaring sosial bagaikan candu, sehingga pemakainya akan lupa waktu dan apabila hal ini berlangsung secara terus menerus akan berakibat fatal bagi dirii sendiri dan orang lain. Karena bisa saja pekerjaan mereka jadi tertunda dan tidak lekas selesai.
4. Dipakai sebagai media konspirasi
Tidak sedikit kasus kejahatan terbongkar dan bermula dari situs jejaring sosial. Seperti gadis yang dibawa lari oleh kenalan baru yang baru dikenal melalui Facebook, plot pembunuhan presiden Bolivia yang terungkap karena direncanakan melalui Facebook dan lain sebagainya adaah beberapa contoh konkret bahwa situs seperti ini memiliki dampak negatif yang cukup kuat.
Tidak sedikit kasus kejahatan terbongkar dan bermula dari situs jejaring sosial. Seperti gadis yang dibawa lari oleh kenalan baru yang baru dikenal melalui Facebook, plot pembunuhan presiden Bolivia yang terungkap karena direncanakan melalui Facebook dan lain sebagainya adaah beberapa contoh konkret bahwa situs seperti ini memiliki dampak negatif yang cukup kuat.
5. Merusak kesehatan
Terlalu lama duduk diam di depan komputer dapat mengganggu kesehatan. Sudah banyak penelitian dilakukan dan hasilnya kebanyakan mengatakan bahwa kita dilarang terlalu lama mengakses komputer. Sebaiknya tiap dua jam kita beristirahat dan melakukan gerakan-gerakan yang menyehatkan.
Terlalu lama duduk diam di depan komputer dapat mengganggu kesehatan. Sudah banyak penelitian dilakukan dan hasilnya kebanyakan mengatakan bahwa kita dilarang terlalu lama mengakses komputer. Sebaiknya tiap dua jam kita beristirahat dan melakukan gerakan-gerakan yang menyehatkan.
Itulah beberapa dampak dan
konsekuensi yang harus kita tanggung atas kemajuan teknologi informasi,
khususnya internet. Kita harus berusaha mempergunakan teknologi sebagaimana
mestinya dan sebaik mungkin, tapi jangan sampai kita kehilangan kontrol atas
teknologi dan pada akhirnya kitalah yang ‘dikontrol’ oleh teknologi.
Sebenarnya masih banyak sekali dampak-dampak dan konsekuensi lainnya yang harus kita tanggung atas kemajuan teknologi sekarang ini, terutama di bidang internet. Namun, karena keterbatasan dari penulis, maka dampak-dampak yang lain akan ditambahkan apabila penulis sudah menemukan wacana dan fakta-fakta baru.
Sebenarnya masih banyak sekali dampak-dampak dan konsekuensi lainnya yang harus kita tanggung atas kemajuan teknologi sekarang ini, terutama di bidang internet. Namun, karena keterbatasan dari penulis, maka dampak-dampak yang lain akan ditambahkan apabila penulis sudah menemukan wacana dan fakta-fakta baru.
Diposkan oleh Jaya Digitamedia
Computer
Langganan:
Postingan (Atom)